Wednesday, 24 June 2015

BATU AKIK PRESIDEN MENGANDUNG MISTERI

Misteri Batu Akik Presiden

Mendung menyelimuti kota sejak pagi. Kadang ditingkahi gerimis yang mampir sebentar. Udara dingin, angin bertiup kencang. Malam sudah larut. Tepat pukul dua belas malam.
Di sebuah kedai kopi 24 jam, cuma ada tiga tamu pria saja. Sepi memang. Dua pria, sepertinya akan pergi dari kedai tersebut karena terlihat memanggil pelayan untuk membayar minuman mereka.  Seorang lagi laki-laki kurus dipojok belakang.
Lelaki dipojok  itu terlihat mengisap rokoknya dalam. Walau kadang terbatuk-batuk, namun rokok tak putus dari mulutnya. Raut wajahnya pucat dan gelisah. Tatapannya tajam ke jalanan di depan kedai tersebut.Sesekali melihat jamnya.
Seperempat jam kemudian, mobil Rush hitam berhenti di depan kedai kopi itu. Empat pria tinggi besar, tegap dan cepak nampak turun. Ke empat pria tersebut bergabung duduk di meja pria dipojok itu. Mereka berbicara agak berbisik. Tak sampai dua menit.  Pria di pojok tersebut terlihat memberikan sebuah bungkusan ke salah satu laki-laki berambut cepak tadi. Kemudian mereka semua bersalaman.
Keempat lelaki tadi bergegas pergi tanpa menghiraukan pelayan yang datang bermaksud menanyakan apakah mereka mau pesan minuman. Pria dipojok tadi terlihat berdiri dan membayar minumannya. "Kembaliannya ambil saja!" Kata laki-laki itu sambil mematikan rokoknya. Laki-laki itu lalu melangkah keluar. Menstop taksi dan pergi.
***
Istana Negara. "Panggil komandan paspamres!" Kata kepala negara itu ke stafnya lalu masuk  ke ruang kerjanya. Tidak lama seorang lelaki tegap berpakaian batik nampak tergesa-gesa masuk ke ruangan tersebut. "Sudah ketemu?" Tanya Presiden datar.
"Siap. sudah Pak." Laki-laki berbaju batik itu mengeluarkan kotak dari dalam sakunya. Presiden membuka kotak itu, mengeluarkan cincin perak berbatu akik merah dari dalamnya. Menerawangnya. Presiden mengangguk-angguk. "Terimakasih, silahkan." Presiden mempersilahkan lelaki itu kembali.
Cincin ditangannya lalu dimasukkannya kedalam gelas air putih yang sudah tersedia di mejanya. Tak lama warna air dalam gelas itu berubah menjadi merah. Presiden mengamati air tersebut sebentar lalu meneguknya habis. Cincin itu dimasukkannya kembali ke kotak, dan menyimpannya dalam laci mejanya.
Semenit setelahnya. Presiden tiba-tiba memegang dadanya. Tiba-tiba badannya ambruk.
***
Negara  gempar. Presiden ditemukan tak bernyawa di ruang kerjanya.  Tim kedokteran mengatakan Presiden diracun. Alat bukti sebuah cincin berisi cairan beracun ditemukan di laci meja presiden. cincin itu bukanlah cincin sehari-hari yang presiden pakai. Pengusutan hal ihwal tentang cincin tersebut segera dilakukan, mmengapa cincin tersebut bisa masuk ke ruang kerja presiden dan siapa yang membawa dan memberikannya.
Mendadak, Komandan Paspamres ditangkap. Pengadilan berjalan cepat. Paspamres dan tiga anak buahnya dihukum mati.  Pasca tragedi tersebut kekacauan politik melanda negara tersebut.
***
"Kerjamu bagus, sayang.." Kata janda tersebut sambil membelai-belai rambut laki-laki dipelukannya. "Sebentar lagi engkau akan menjadi penguasa negeri ini. Sebentar lagi rakyat akan mengeluk-elukanmu...!"Kata Janda itu sambil mendekap erat tubuh kurus lelaki itu.
Laki-laki itu tersenyum. Dia mengusap-usap cincin emas berbatu merah di tangannya. Dia sesekali terbatuk. Malam semakin larut. Dingin. Laki-laki itu mengambil hape dan menulis sms ke istrinya."Ma, papa tak jadi pulang malam ini. Ketinggalan pesawat. Salam sayang ntuk anak-anak. Love u. Mmuah"

No comments:

Post a Comment