Demam batu akik makin 'menggila' di berbagai daerah, termasuk di Semarang, Jawa Tengah. Di Semarang, bahkan ada batu khas dan konon dipercaya bisa menangkal guna-guna.
Batu akik itu sebenarnya bukan berasal dari bebatuan di kali atau pegunungan, namun diolah oleh pengrajin dari fosil pohon asam yang berusia ratusan tahun. Asal nama Kota Semarang menurut legenda berasal dari kata asam dan arang sehingga batu itu disebut batu khas Semarang.
Salah satu warga Jl Tambra Dalam 2, Kelurahan Kuningan, Semarang Utara adalah salah satu pengrajin batu yang menemukan fosil tersebut dan membuatnya menjadi batu akik.
Meski dari fosil kayu, namun tingkat kepadatan dan kerasnya sama seperti batu pada umumnya. Warna coklat kayu menjadi warna yang khas, dan apabila diterangi dengan senter, maka sinarnya menembus batu dan memperlihatkan motif serabut seperti akar yang ada di dalamnya.
Harga akik buatan Slamet ini di kalangan kolektor harganya bisa mencapai jutaan rupiah, namun Slamet menjualnya paling mahal sekitar Rp300 ribu. Harga murah itu sengaja dibandrolnya agar peminat batu Galih Asem banyak dan bisa memperkenalkan batu itu ke masyarakat.
Masyarakat setempat mengaku cukup sulit mendapatkan fosil pohon Asam itu. Selain lokasi di perbukitan, mereka menjalani persyaratan mengelilingi 99 pemakaman di Semarang. Seorang diri menggali hingga kedalaman 12 meter untuk mendapatkannya.
Selain Galih Asem, ada juga batu Galih Kelor yang mirip batu marmer. Dua batu khas Semarang itu bagi orang-orang yang percaya dengan mistik atau "energi" di dalam batu, dianggap bisa menangkal guna-guna seperti santet.
Tidak usah dipakai, taruh di atas pintu saja kalau ada yang 'menyerang' pasti dilawan, ya semacam menangkal santet. Mistiknya memang bisa mengayomi keluarga.
Batu akik saat ini masih digandrungi masyarakat Indonesia. Efeknya cukup signifikan dirasakan masyarakat itu,mereka berharap batu Galih Asem dan Galih Kelor bisa diperkenalkan lebih luas ke wilayah Indonesia lainnya sehingga makin terkenal.
Galih Asem ini memang unik, motifnya kayak serat akar. Saya tadi lihat ini ada kodamnya, energinya bagus.
Hampir tiap hari daerah tersebut didatangi pecinta batu akik, beberapa diantaranya adalah PNS yang berada di lingkungannya. Peminat Galih Asem perlahan mulai di kenal di daerah luar Semarang, namun mereka ingin Galih Asem dikenal di daerah sendiri.
No comments:
Post a Comment